Sunday, February 11, 2018

14% Stock Bitcoin serta Ethereum Nyatanya Digondol Hacker

Mata uang digital serta software untuk mencarinya makin menarik perhatian untuk beberapa hacker. Kurang dari satu dekade paling akhir, beberapa hacker sudah mengambil cryptocurrency sejumlah USD 1, 2 miliar atau sekitaran Rp 15, 9 triliun, yang terbagi dalam Bitcoin serta Ethereum. 

Hal itu disibakkan oleh Lex Sokolin, Global Director of Fintech Strategy dari Autonomous Research LLP, perusahaan yang konsentrasi pada analisa finansial pada korporasi. 


Sokolin memiliki pendapat, pencurian cryptocurrency, atau disebutnya cryptohacking, adalah satu industri baru dengan pendapatan per th. menjangkau USD 200 juta atau sekitaran Rp 2, 6 triliun. 

" Selama ini, mereka telah menggondol lebih dari 14% stock supply Bitcoin serta Ethereum, " katanya, seperti detikINET kutip dari Bloomberg, Jumat (19/1/2018). 


Aksi peretasan yang melibatkan cryptocurrency ini merugikan beberapa perusahaan serta pemerintah sejumlah USD 11, 3 miliar atau Rp 150 triliun berkaitan dengan hilangnya potensi pemasukan pada pajak penjualan mata uang digital itu dan transaksi yg tidak terlegitimasi. 

Keterangan itu disibakkan oleh Susan Eustis, CEO WinterGreen Research, satu firma analisa pasar. Ia juga menyebutkan kalau ekosistem blockchain tidak luput dari kerawanan pada beberapa peretas. Fenomena ini punya potensi jadi membesar mengingat makin banyak perusahaan serta investor yang mengarahkan pandangannya ke pasar cryptocurrency, terutama tanpa ada menakar potensi bahaya ataupun lakukan perlindungan pada system mereka. 

Untungnya, beberapa tindakan untuk menangani masalah ini juga telah mulai bermunculan. Satu diantaranya datang dari McAfee, firma keamanan siber, yang mengakui telah mengarahkan produk-produknya ke arah blockchain. 


" Dalam sebagian masalah, beberapa produk kami bisa menolong mengamankan ekosistem (blockchain). Hal semacam ini memanglah riskan untuk alami ancaman seperti system software beda, " tutur Steve Grobman, CTO McAfee. 

Pasar pada service, software, serta hardware untuk mengamankan kesibukan blockchain juga diprediksikan bisa tumbuh sampai USD 355 miliar atau Rp 4. 729 triliun, berkaca pada gerakan ekonomi digital ke cybercurrency serta restrukturisasi besar-besaran dari bank serta tubuh finansial. 

Paling tidak tersebut hasil penelitian dari WinterGreen Research. Angka itu dapat disebut adalah penambahan berlebihan di banding dengan th. lantas yang cuma menjangkau USD 259 juta atau Rp 3, 4 triliun.

0 comments:

Post a Comment