Wednesday, June 13, 2018

Kejahatan Siber Merebak, RI Rugi Rp 478, 8 Triliun

Kejahatan siber di Indonesia dapat menyebabkan kerugian meraih US$34, 2 miliar atau setara Rp 478, 8 triliun (anggapan US$1 = Rp 14. 000). Angka itu setara dengan 3, 7% dari keseluruhan PDB Indonesia. Itu adalah riset dari Frost & Sullivan yang diprakarsai Microsoft. 


Selain kerugian finansial, kejahatan siber kurangi kekuatan beragam organisasi di Indonesia untuk memakai beberapa kesempatan yang ada di masa ekonomi digital sekarang ini, dengan tiga dari lima (61%) responden menyebutkan bahwa perusahaan mereka sudah tunda usaha transformasi digital lantaran cemas pada sebagian resiko siber. 


Tetapi, transformasi digital bakal makin genting untuk perusahaan dengan diumumkannya gagasan kerja " Making Indonesia 4. 0 " oleh Presiden Joko Widodo serta Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. Hal semacam ini dapat jadi kendala untuk tiap-tiap perusahaan di Indonesia agar bisa menyesuaikan kiat berdasar pada gagasan kerja itu. 


Studi yang berjudul " Understanding the Cybersecurity Threat Landscape in Asia Pacific : Securing the Moderen Enterprise in a Digital World " mempunyai tujuan untuk membagikan pojok pandang mendalam untuk pengambil kebijakan usaha serta TI tentang kerugian ekonomi oleh serangan siber di Asia serta Indonesia, serta mengidentifikasi celah pada kiat keamanan siber. Studi itu melibatkan 1. 300 pimpinan usaha serta TI dari organisasi taraf menengah (250-499 pekerja) sampai organisasi taraf besar (dari 500 pekerja). 

Studi itu tunjukkan nyaris 1/2 dari semua organisasi yang disurvei di Indonesia sudah alami insiden keamanan siber (22%) atau tak meyakini bahwa sudah merasakannya lantaran mereka tak lakukan riset dengan benar atau kontrol pembobolan data (27%). 

" Saat beragam perusahaan saat ini menyongsong beberapa kesempatan yang di tawarkan oleh komputasi awan serta mobile untuk menjalin jalinan dengan pelanggan serta memaksimalkan operasi perusahaan, mereka hadapi beberapa kemungkinan baru, " kata Haris Izmee, Direktur Paling utama Microsoft Indonesia. 

" Dengan beberapa batasan TI yang makin menghilang, penjahat siber saat ini temukan tujuan baru untuk terserang. Perusahaan hadapi kemungkinan kerugian finansial yang penting, efek jelek pada segi kenikmatan pelanggan, serta penurunan reputasi di market, seperti yang sudah tampak dengan cara terang pada beberapa masalah serangan tingkat tinggi akhir-akhir ini. "

0 comments:

Post a Comment