Friday, May 25, 2018

Bitcoin Bukan Apa-apa di China

Walau Bitcoin dapat dibilang merupakan pionir dari seluruh cryptocurrency yang ada, ternyata tidak membuat posisinya kuat di tiap negara di seluruh dunia. Hal tersebut tampak dari posisinya dalam daftar mata uang virtual teratas yang dirilis oleh pemerintah China.


Dalam daftar bernama Global Public Chain Assessment Index yang dirilis oleh China Center for Information Industry Development (CCID), bagian dari Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi negeri Tirai Bambu tersebut, Bitcoin hanya menempati urutan ke 13. Indeks itu sendiri berisi 28 proyek berbasis blockchain yang tergolong cryptocurrency.


Peringkat pertama ditempati oleh Ethereum, mata uang virtual yang bisa dibilang menjadi salah satu pesaing utama dari Bitcoin dalam hal kapitalisasi pasar. Keduanya merupakan penguasa pasar cryptocurrency terbesar dengan Bitcoin memiliki kapitalisasi USD 140 miliar, sedangkan Ethereum USD 69 miliar. Secara keseluruhan, kapitalisasi pasar dari lebih 1.500 cryptocurrency yang beredar di dunia hampir mencapai USD 380 miliar.


Ethereum mengoleksi perolehan nilai 129,4 poin, hasil dari banyaknya pengaplikasian mata uang virtual tersebut dalam initial coin offering (ICO). Kebanyakan, para startup yang menerapkan penawaran tersebut sebagai strategi pengumpulan dana untuk proyeknya. Di posisi kedua, ketiga, keempat, dan kelima secara berurutan ditempati oleh Steem, Lisk, NEO, dan Komodo dengan skor masing-masing 115,9, 104,8, 103, and 101,5. Sedangkan Bitcoin, yang bahkan tidak sanggup untuk menembus 10 besar, hanya mengoleksi 88 poin.

Indeks yang nantinya diperbarui setiap bulan ini dibuat berdasarkan kapabilitas, kegunaan dari pengaplikasiannya, serta inovasi yang ditawarkan oleh proyek berbasis blockchain yang tergolong cryptocurrency. Secara umum, China memang melihat teknologi blockchain sebagai sektor yang penuh dengan inovasi. Negara yang dipimpin oleh Xi Jinping ini menargetkan teknologi tersebut dapat diaplikasikan secara publik dan terdesentralisasi agar berperan signifikan dalam ekonomi di masa depan.

Hal tersebut diwujudkannya dengan keaktifan pemerintah China sebagai negara yang paling aktif dalam mendaftarkan paten mengenai pengaplikasian teknologi blockchain sepanjang tahun lalu. Hal tersebut berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Thomson Reuters' Practical Law from the World Intellectual Property Organization. Di samping itu, pemerintah China juga getol dalam menutup ICO ilegal yang beredar mulai paruh kedua tahun lalu

Related Posts:

  • Perlunya Mata Uang Digital dari Bank Sentral Otoritas Layanan Keuangan (OJK) menilainya mengembangnya tehnologi komunikasi serta info membuat usaha e-commerce serta financial technology makin menjamur. Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menyampaikan hal tersebut… Read More
  • Harga Bitcoin Lompat Sampai Rp 5 Juta Dalam 24 Jam Nilai sekeping Bitcoin kembali mengagetkan. Tempo hari, Senin (23/7/2018) nilai Bitcoin masih tetap dihargai US$ 7. 700 atau Rp 107, 8 juta kurs US$ 1 = Rp 14. 000. Hari ini, nilai Bitcoin kembali lompat sampai US$ 8. 000 at… Read More
  • Harga Emas di Rekor Paling rendah Semenjak 2017 Harga emas COMEX kontrak pengiriman Agustus 2018 bergerak melemah sebesar 0, 10% ke US$1. 222, 8/troy ounce, pada perdagangan hari ini Jumat (20/07/2018) sampai jam 13. 10 WIB hari ini. Harga sang logam mulia meneruskan pele… Read More
  • Investor Emas Geser ke Bitcoin Harga Bitcoin yang kembali pada rata-rata US$7. 000 (Rp 100 juta) per koin membuat beberapa investor yakin harga akan kembali reli. Reli harga ini didorong pasar mata uang digital (cryptocurrency) yang semakin mata yang akan… Read More
  • Harga Bitcoin Rp 715 Juta di Akhir 2018 Harga Bitcoin kembali reli. Token digital ini ada dikisaran US$7. 000 per koin (Rp 100 juta) atau naik lebih dari 10% dari satu bulan lantas, menurut Coinbase. Tetapi Arthur Hayes, Pendiri BitMex meramalkan harga mata uang d… Read More

0 comments:

Post a Comment