Thursday, May 24, 2018

Gerakan Bitcoin Mendekati Masalah Bubble Dot-Com

Gerakan harga Bitcoin telah mirip gerakan harga sebagian emiten dot-com saat terjadinya bubble (Penggelembungan) di Bursa Nasdaq. Hal semacam ini adalah hasil riset yang diterbitkan oleh Morgan Stanley.


Persamaannya tampak dari reli kenaikan harga yang menjangkau 250% sampai 280% saat masuk 'periode paling menggairah' ketika pasar menguat. " Cuma saja reli Bitcoin mempunyai kecepatan 15 kali lebih cepat, " tutur Sheena Shah, Pakar Kiat dari Morgan Stanley.


Gerakan harga serta volume transaksi perdagangan yang penting jadi sinyal tanda terulangnya masalah pecahnya gelembung (bubble) di Nasdaq. Mulai sejak di ciptakan pada 2009, Bitcoin sudah alami penurunan harga pada 28% sampai 92% sejumlah empat kali.


Menurut CoinDesk, harga Bitcoin sudah turun sejumlah 70% jadi US$ 7. 000/btc atau sama dengan Rp 94, 5 juta (anggapan US$ 1 = Rp 13. 500) sesudah pernah menjangkau harga teratas selama histori US$ 20. 000/btc pada pertengahan Desember 2017.

Harga Bitcoin sempat juga turun pada 45% sampai 50% sepanjang gelombang pelemahan pasar. Keadaan ini diliat Shah sama juga dengan tingkah laku saham dot-com di Bursa Nasdaq 18 th. kemarin.

Shah mencatat perdagangan Bitcoin sudah melonjak 300% namun tiap-tiap mendekati penurunan pasar volume perdagangan segera jatuh. " Dalam keadaan reli, baik di Bitcoin serta Nasdaq, volume transaksi cepat menyusut. Penambahan volume transaksi tidak bisa disimpulkan investor lakukan banyak kesibukan beli namun cepat-cepat untuk keluar, " lebih Shah.

Dengan historis ada tiga mata uang yang seringkali dipakai untuk beli Bitcoin. Yaitu, dolar AS, yuan China serta Ten Jepang. Saat masuk pasar turun, transaksi paling banyak jadi berlangsung di mata uang digital (cryptocurrency) Tether daripada Bitcoin.

Menurut kreatornya, Tether adalah uang digital yang di dukung segera dolar AS. Berarti tiap-tiap satu unit Tether sama dengan US$ 1 serta dengan teori ini juga akan buat nilai mata uang digital ini lebih stabil daripada koin digital yang lain.

" Koin Tether bukanlah unit pendanaan paling utama namun pemakaiannya yang bertambah yaitu perubahan yang menarik, " catat Shah. Shah memberikan dalam satu tahun lebih yang akan datang, Morgan Stanley lihat juga akan ada perubahan konsentrasi pasar menuju perdagangan silang antar koin digital yang juga akan didistribusikan lewat cuma lewat ledger tanpa ada memakai system perbankan.

Related Posts:

  • Jack Ma Blak-blakan Ogah Gunakan Bitcoin Telah bukanlah rahasia bila Jack Ma yaitu satu diantara bos tehnologi yang mengakui tidak tertarik dengan mata uang digital (cryptocurrency) Bitcoin. Ya, terlebih dulu pendiri sekalian executive chairman Alibaba Group itu me… Read More
  • Investasi Uang Kripto? Dengar Dahulu Saran Miliarder Ini Untuk anda yang di ajak rekan untuk investasi uang kripto, mungkin saja sebaiknya anda berfikir ulang, sebab Warren Buffet kembali memperingatkan " bahaya " mata uang kripto seperti Bitcoin. Kesempatan ini, pria 87 th. yang … Read More
  • Bursa Mata Uang Digital Exrates Resmi Masuk Indonesia Walau pernah alami penurunan, nilai mata uang kripto atau cryptocurrency kembali naik dengan perlahan-lahan. Sampai hari ini, nilai Bitcon menjangkau US$ 8. 920 atau sekira Rp 125 juta per koin. Lepas dari itu, makin tinggin… Read More
  • Harga Bitcoin Kembali pada Rp 112 Juta Harga Bitcoin kembali diatas US$ 8. 000/btc sesudah akhir minggu lantas sempat mendekati US$ 7. 000/btc. Walau telah lebih baik harga Bictoin telah turun lebih dari 15% dalam 7 hari paling akhir. Berdasar pada Coinbase pada … Read More
  • Bitcoin Akan Gantikan Dolar AS di Masa Depan Chief Executive Officer (CEO) Twitter, Jack Dorsey, meramalkan kalau bitcoin juga akan menukar semuanya mata uang dunia dalam 10 th. ke depan. Namun, calon Gubernur Bank Sentral AS San Francisco, John Williams, tidak sepakat… Read More

0 comments:

Post a Comment