Wednesday, January 24, 2018

Buat Boros Listrik, China Akan Tutup Tambang Bitcoin

China merencanakan tutup tambang penghasil bitcoin dengan karna buat mengkonsumsi listrik jadi lebih boros serta termasuk juga investasi yang memiliki resiko. Hal semacam ini searah dengan penilaian pihak berwenang kalau mata uang digital (cryptocurrency) tidaklah industri strategis.


Beberapa institusi memohon pemerintah di tingkat propinsi untuk " dengan aktif memandu " perusahaan di semasing daerah keluar dari industri penambangan mata uang bitcoin.

Cara barusan dikerjakan untuk mendorong penambang mata uang digital supaya mengikut penutupan bursa serta larangan penawaran awal koin (ICO).

" Tambang bitcoin konsumsi banyak listrik dan mendorong spekulasi mata uang virtual, " sekian pernyataan dalam dokumen larangan itu yang diambil dari CNBC, Kamis (11/1/2018).

" Operasi penambangan berlawanan dengan usaha mencegah kemungkinan finansial serta mendorong kesibukan menyimpang dari fakta keperluan ekonomi, " ungkap pernyataan yang lain.

Seperti di ketahui, penambang buat bitcoin baru dengan memecahkan kode kompleks supaya memperoleh validasi transaksi bitcoin baru. Walau tidak betul-betul menggunakan sistem komputasi rumit, penambangan mata uang digital memercayakan daya komputasi yang besar hingga lebih serupa industri pabrik dibanding usaha tradisionil berteknologi tinggi.

Beberapa penambang bitcoin beroperasi di ruang terpencil tanpa ada mendaftarkan usahanya. Sebagian penambang juga meremehkan ketentuan setempat yang melarang customer beli listrik segera dari produsen dibanding dengan operator grid.

Menurut satu diantara penambang yang berbasiskan di Shenzen, Liao Xiang, tambang mata uang digital di China menyumbang tiga per empat dari distribusi bitcoin di semua dunia.

Sampai kini beberapa penambang sudah memperoleh faedah dari murahnya harga listrik di daerah yang kaya batubara atau pembangkit listrik tenaga air, termasuk juga di Xinjiang, Mongolia, Sichuan serta Yunnan.

Industri penambangan mata uang digital dengan global sudah menelan 0, 17% mengkonsumsi listrik dari lebih 161 negara berdasar pada data Digiconomist, website yang mencari industri mata uang digital.

Larangan pada tambang mata uang digital ini berlawanan dengan kiat China di ranah tehnologi. Seperti di ketahui China mengungkap keinginannya untuk jadi negara pemimpin dalam tehnologi kecerdasan buatan serta robotik.

Unit pekerjaan keuangan internet, termasuk juga People's Bank of China, terlebih dulu sudah memimpin usaha pengetatan ketentuan utang peer-to-peer serta utang customer on-line.

Walau sekian keinginan itu tidak mengatakan pemimpin daerah untuk tutup operasional dengan segera, tetapi lebih pada mempersempit ruangan gerak lewat kebijakan ketat masalah mengkonsumsi daya listrik, pemakaian tanah, pemungutan pajak serta ketentuan efek lingkungan.

Dengan terdapatnya ketentuan yang ketat, entrepreneur tambang mata uang digital di China tengah mencari langkah untuk mengubahkan operasinya keluar negeri, mengubahkan pabriknya, atau menjualnya.

Mengingat harga listrik serta iklim dingin supaya menghindar computer panas berlebihan, negara seperti Kanada, Islandia, Timur Eropa serta Rusia dapat jadi tujuan setelah itu.

Walau sekian disadari oleh pebisnis tambang bitcoin, perpindahan " pabrik " ke negara beda tidaklah suatu hal yang gampang.

" Kesulitannya kalau ketentuan di negara beda memerlukan saat serta modal untuk membuat pusat data yang besar-besaran, " ungkap Liao Xiang. " Ini butuh banyak supply listrik serta lokasi industri yang tidak banyak ketentuan, " paparnya.

China sendiri tidaklah tempat yang pas untuk membangun tambang mata uang digital.

Banyak tambang mata uang digital di Negeri Gorden Bambu itu dikarenakan oleh rantai supply komponen computer yang berkembang baik yang dipakai untuk penambangan

1 comments:

  1. Saya suka membaca artikel anda gan.. baca juga artikel bagus lainnya di sini https://peduliayam.com/2019/06/06/kesalahan-dalam-merawat-ayam-laga-yang-harus-dihindari/

    ReplyDelete