Wednesday, April 25, 2018

Bitcoin Mendekati Masalah Bubble Dot-Com

Gerakan harga Bitcoin telah mirip gerakan harga sebagian emiten dot-com saat terjadinya bubble (Penggelembungan) di Bursa Nasdaq. Hal semacam ini adalah hasil riset yang diterbitkan oleh Morgan Stanley. Persamaannya tampak dari reli kenaikan harga yang menjangkau 250% sampai 280% saat masuk 'periode paling menggairah' ketika pasar menguat. " Cuma saja reli Bitcoin mempunyai kecepatan 15 kali lebih cepat, " tutur Sheena Shah, Pakar Kiat dari Morgan Stanley. 


Gerakan harga serta volume transaksi perdagangan yang penting jadi sinyal tanda terulangnya masalah pecahnya gelembung (bubble) di Nasdaq. Mulai sejak di ciptakan pada 2009, Bitcoin sudah alami penurunan harga pada 28% sampai 92% sejumlah empat kali. Menurut CoinDesk, harga Bitcoin sudah turun sejumlah 70% jadi US$ 7. 000/btc atau sama dengan Rp 94, 5 juta (anggapan US$ 1 = Rp 13. 500) sesudah pernah menjangkau harga teratas selama histori US$ 20. 000/btc pada pertengahan Desember 2017. 


Harga Bitcoin sempat juga turun pada 45% sampai 50% sepanjang gelombang pelemahan pasar. Keadaan ini diliat Shah sama juga dengan tingkah laku saham dot-com di Bursa Nasdaq 18 th. kemarin. Shah mencatat perdagangan Bitcoin sudah melonjak 300% namun tiap-tiap mendekati penurunan pasar volume perdagangan segera jatuh. " Dalam keadaan reli, baik di Bitcoin serta Nasdaq, volume transaksi cepat menyusut. Penambahan volume transaksi tidak bisa disimpulkan investor lakukan banyak kesibukan beli namun cepat-cepat untuk keluar, " lebih Shah. 


Dengan historis ada tiga mata uang yang seringkali dipakai untuk beli Bitcoin. Yaitu, dolar AS, yuan China serta Ten Jepang. Saat masuk pasar turun, transaksi paling banyak jadi berlangsung di mata uang digital (cryptocurrency) Tether daripada Bitcoin. Menurut kreatornya, Tether adalah uang digital yang di dukung segera dolar AS. Berarti tiap-tiap satu unit Tether sama dengan US$ 1 serta dengan teori ini juga akan buat nilai mata uang digital ini lebih stabil daripada koin digital yang lain. 

" Koin Tether bukanlah unit pendanaan paling utama namun pemakaiannya yang bertambah yaitu perubahan yang menarik, " catat Shah. Shah memberikan dalam satu tahun lebih yang akan datang, Morgan Stanley lihat juga akan ada perubahan konsentrasi pasar menuju perdagangan silang antar koin digital yang juga akan didistribusikan lewat cuma lewat ledger tanpa ada memakai system perbankan. 

0 comments:

Post a Comment