Saturday, July 28, 2018

Harga Emas di Rekor Paling rendah Semenjak 2017

Harga emas COMEX kontrak pengiriman Agustus 2018 bergerak melemah sebesar 0, 10% ke US$1. 222, 8/troy ounce, pada perdagangan hari ini Jumat (20/07/2018) sampai jam 13. 10 WIB hari ini. Harga sang logam mulia meneruskan pelemahan sebesar 0, 32% pada perdagangan tempo hari. Akhirnya, harga emas kembali terjerumus ke titik terendahnya di tahun ini. Bahkan juga, jika ditarik ke belakang, harga emas cetak rekor paling rendah semenjak Januari 2017. Sesaat, sampai gerakan sekarang ini, harga emas menuju pelemahan mingguan sebesar 1, 5%.


Desakan buat harga emas masih tetap hadir dari perkasanya dolar Amerika Serikat (AS) saat pemaparan Gubernur The Federal Reserve/The Fed Jerome Powell yang memberikan indikasi naiknya suku bunga referensi AS dengan cara lebih agresif. Walau demikian, pelemahan harga emas hari ini kelihatannya hanya terbatas oleh kritikan Presiden AS Donald Trump pada The Fed, dan tekanan perang dagang AS-China yang kembali berkecamuk.


Dalam testimoninya di depan Kongres AS, Jerome Powell mengulang apa yang dikatakannya di depan Senat jika bank sentra akan meningkatkan suku bunga referensi dengan cara setahap. Hal seperti ini dikerjakan atas tanggapan perekonomian AS yang semakin lebih baik. Sesudah testimoni Powell, probabilitas The Fed meningkatkan suku bunga referensi sekitar 4x pada tahun ini naik jadi 58, 2% dari tempat awal mulanya 56, 2%. Di lain sisi, probabilitas The Fed cuma akan meningkatkan suku bunga 3x pada tahun ini turun jadi 31, 8%, dari yang awal mulanya 34, 9%.

Data-data ekonomi AS yang positif juga masih tetap banyak yang datang. Terbaru, jumlahnya warga yang ajukan tunjangan pengangguran menyusut dengan cara mengagetkan ke level terendahnya dalam lebih dari 48, 5 tahun paling akhir. Minggu lantas, klaim awal tunjangan pengangguran di AS turun 8. 000 orang jadi 207. 000. Ini adalah angka paling rendah semenjak Desember 1969. Perolehan itu juga tambah lebih rendah dibanding konsensus yang dikumpulkan Reuters, yang memprediksi ada kenaikan jadi 220. 000 orang.


Data ini memberikan indikasi pasar tenaga kerja Negeri Paman Sam yang solid. Awal mulanya, ekonomi AS membuat 213. 00 lapangan kerja pada Juni 2018, dengan tingkat pengangguran 4%. Mengakibatkan, kepercayaan pada kebijakan moneter The Federal Reserve/The Fed yang semakin ketat juga menebal. Dollar Index, yang mencerminkan tempat 6 mata uang utama dunia, bahkan juga sudah sempat menyentuh titik tertingginya dalam satu tahun, pada perdagangan tempo hari malam waktu Indonesia Barat (WIB), merespons launching data klaim pengangguran itu.

Seperti di ketahui, asset berdenominasi dolar AS seperti emas akan peka pada gerakan mata uang itu. Terdepresiasinya dolar AS akan membuat emas relatif tambah murah untuk pemegang mata uang asing tidak hanya dolar AS. Demikian sebaliknya, animo mata uang Negeri Paman Sam akan membuat harga emas relatif tambah mahal. Walau demikian, Dollar Index, mulai menipiskan penguatannya, bahkan juga mulai bergerak di zone merah. Sampai jam 13. 22 WIB hari ini, indeks ini melemah tipis sebesar 0, 1%. Pemberat buat dolar AS siang hari ini kelihatannya didorong oleh komentar Presiden AS Donald Trump.


Dalam wawancara dengan CNBC Internasional, bekas taipan property itu menyampaikan dolar AS telah sangat kuat kuat hingga export negara itu jadi kurang kompetitif. Komentar Trump lalu jadi pelatuk yang membuat dolar AS mengawali trend depresiasinya. Mata uang ini sudah menguat agak keterlaluan, kelamaan seakan tanpa jeda. Karena pengakuan Trump, dolar AS alami desakan jual.

Melemahnya indeks dolar AS pada akhirnya dapat menipiskan pelemahan harga emas. Lebih, tekanan perang dagang pada Amerika Serikat (AS) -China kembali ada ke permukaan. Seperti di ketahui, bulan ini, Negeri Paman Sam serta Negeri Gorden Bambu sama-sama kenakan tarif pada produk import keduanya sejumlah semasing US$ 34 miliar (Rp 492, 4 triliun). Kurang hingga sampai situ, saat ini AS tengah membahas peluang menambahkan bea masuk sebesar 10% pada beberapa produk import asal China sebesar US$200 miliar. Sebetulnya, proses negosiasi ke-2 negara masih tetap selalu berjalan, akan tetapi kelihatannya ikhtiar ini menjumpai jalan buntu.


Dari perubahan terbaru, Larry Kudlow, Penasihat Ekonomi Gedung Putih, mengatakan jika Presiden China Xi Jinping sudah menghalangi perkembangan negosiasi perdagangan pada AS-China. Walau sebenarnya, bawahan Xi, termasuk juga penasihat ekonomi senior Liu He, telah setuju dengan AS. Xi diklaim sudah menampik untuk lakukan pergantian pada kebijakan transfer tehnologi China, serta kebijakan perdagangan yang lain.

" Sejauh yang kita kenali, Presiden Xi sekarang ini tidak mau lakukan persetujuan, " kata Kudlow waktu menghadiri pertemuan Delivering Alpha, seperti diambil dari Reuters. " Menurut saya Liu He serta yang lain mungkin saja ingin bergerak tetapi belumlah dapat. Kami menunggunya (Xi). Bola berada di lapangannya, " lebih Kudlow. Pihak China juga tidak tinggal diam. Beijing secara langsung mengklaim jika dakwaan AS merupakan " mengagetkan " serta " bohong".


Saat di tanya tentang komentar Kudlow itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying berkata, " Petinggi AS berkaitan dengan cara tidak tersangka mendistorsi kenyataan serta membuat dakwaan bohong yang mengagetkan serta tidak terbayangkan. Inkonsistensi serta pelanggaran janji AS telah di ketahui dengan cara global, " tegasnya, dikutip dari Reuters.

Sama-sama tuduh pada dua raksasa ekonomi paling besar didunia itu lalu memberikan indikasi jika perang dagang masih tetap jauh dari kata selesai. Eskalasi tekanan perang dagang ini lalu menyebabkan investor untuk berperilaku defensif, serta melepas aset-aset berisiko. Demikian sebaliknya, asset safe haven seperti emas semakin lebih banyak diburu.

0 comments:

Post a Comment